Gue...
Tasya Onche.

MySpace Counters
discount sporting goods



Ngomong lu!
Basa-basi si entah-siapa
Images taken from foto decadent.
Textures & brushes used from gender and JC.
Layout concept and coding by bias-ED.

sebuah fragmen dari kisah tak berjudul
Selasa, Desember 09, 2008
Kemudian,
gadis berambut merah, blus putih, dan rok sepingggang merah itu menghampiri meja tempatku dan keluargaku.
Duduk di kursi kosong sebelahku.
Di depan ayah, ibu, dan 2 adikku ia menatapku dengan tatapan nyolot-minta-ditabok-pake-tulang-anjing-pitbull.

"Rasanya kita sudah berpapasan 3x dan saya tetap berpikir, 'apa yang menarik dari cewek ini sampai dia bisa sampai ditempat ini?'," cerocosnya.

"Saya tidak tahu dan tidak menghitung berapa kali kita berpapasan. Yang pasti tiap merasa ada onggokan lemak berbalut bendera Indonesia kebalik, mata saya langsung sakit dan perut saya terkocok."

Gadis itu menganga. Pastinya ia merasa terlalu modis untuk dicecar oleh gadis yang memadankan celana seperempat dengan kaos vintage untuk dipakai ke mall seelit Senayan City.

"Seleramu kampungan. Bendera Indonesia katamu? Gorden kamarmu bendera Indonesia! Justru pakaian yang saya pakai inilah yang sedang ngetren. Semua orang normal berpakaian seperti saya."

"Dan kamu mengharapkan saya terlihat sama dengan kalian semua dalam rok merah murahan itu?"

Ia lalu meringis, meremehkan aku.

"Maaf ya, rok ini terlalu 'sejuta-rupiah' untuk kamu sebut murahan. Dan ini cuma satu dari banyak koleksi Gucci saya...," katanya setengah pamer, seperempat menusuk, seperempat norak.

"Oh, kamu koleksi guci? Kenapa dipakai satu ke sini?" balasku enteng sambil pura-pura mengaggumi roknya... yang memang seperti guci (rok ketat yang sepinggang itu lho, aku kurang mengikuti tren baju jadi tidak tahu namanya...).

Sempat kumelirik keluargaku yang duduk di samping kananku. Ayah dan ibu melotot kaget. Dua adikku melotot kagum.

"Hei, saya beli ini mahal-mahal bukan untuk kamu sebut seperti itu!" semburnya, kehilangan kesabaran dan kata-kata.

"Kamu tidak membawa bukti apapun seperti struk belanja yang menunjukkan rok itu harganya satu juta. Berarti rok itu murahan dan kamu pembual."

"Kamu benar-benar tidak tahu siapa saya dan apa yang saya punya," katanya emosi sambil merogoh-rogoh ke dalam dompetnya. Lalu ia mengeluarkan segepok uang kertas berwarna kemerahan. Segepok. Benar-benar segepok, saya tidak main-main.

Untuk beberapa saat saya terperangah. Tidak pernah saya melihat secara live uang sebanyak itu. Keluarga saya pun ikut menatap tumpukan kertas itu. "Kalian orang kampung memang ketinggalan jaman... dan mode," desisnya sambil menarik pelan kaos vintage belel [tapi keren menurut versiku] ketika mengatakan 'mode'.

Dibilang ketinggalan jaman atau mode, aku tidak peduli. Yang pasti ia telah memakai subyek 'kalian' yang berarti keluarga aku. Aku tidak suka. Impulsif, aku merampas uang gadis itu dan beranjak ke tengah meja dan kursi di restoran yang disesaki pengunjung itu.

Gadis itu mengejarku sambil berteriak histeris [atau emosi...? sama sajalah]. Aku pun melempar semua uang kertas itu setinggi-tingginya ke atas kepalaku. Lembaran yang seperti kertas krep warna merah pucat itu pun bertebaran menghiasi udara. Sampai semua kertas merah pucat itu mendarat di lantai, tanpa malu, gadis itu segera jongkok dan buru-buru memunguti uangnya. Jadi ingat berita di mana ada seorang tajir yang membuang uangnya ke daerah kurang mampu melalui helikopter...

Bosan bermain kata dengan gadis ini, aku pun memilih untuk menyelesaikan urusan. Aku berdiri di depan dirinya yang berjongkok di antara lembaran uangnya. Dengan suara lantang:

"Uang-uang ini tidak ada apa-apanya dibanding harga diri kamu! . . . Sebelum aku menginjak-injak harga dirimu sampai 'jongkok'!"

Kemudian aku meninggalkan gadis itu dengan matanya yang mulai berkaca-kaca dan jejak berupa tepukan tangan pengunjung lain yang seperti mengatakan, "Atraksi yang menarik! Benar-benar brilian, menghibur!! Blablablablabla..."

Akhirnya aku kembali duduk di kursiku, bersama keluargaku. Yang hanya diam, seolah aku ini belum kembali. Atau memang tak akan kembali.

* * *
Di tengah acara mengisi perut, gadis berambut merah tadi tiba-tiba duduk lagi di kursi yang sama.

"Puas kamu? Mempermalukan saya? Menginjak-injak harga diri saya?" cecarnya dengan suara bergetar.

Aku lalu berhenti makan dan menatap matanya. Saya melihat bayangan samar saya pada matanya yang berkaca-kaca. Tapi saya bisa melihat dengan jelas diri saya pada dirinya.

"Kamu lihat 'kan, aku sedang makan sama keluargaku? Sekarang aku kembalikan harga dirimu yang aku injak-injak tadi. Tolong tinggalkan kami, lupakan kejadian tadi, dan bawalah harga dirimu yang sama seperti sebelumnya..."

Ia terperangah. Pasti karena aku menganggap harga diri seperti barang yang bisa diberi seenak jidat. Percayalah, aku sedang berusaha menghiburnya. Hanya tak tahu mau ngomong apa. xp

"Kenapa kamu kembalikan...?" tanyanya.

"Aku pernah berada di posisimu. Dulu sering. Baik di sekolah, di lingkungan, apalagi di keluarga." jawabku setengah curhat, setengah berharap keluargaku tersentil. Tapi mereka hanya melirik, dan melanjutkan makanan mereka sampai titik karbohidrat penghabisan. Benar-benar pukulan yang berat mengetahui bahwa ternyata keluarga, yang begitu kau banggakan, begitu kau percaya, mengabaikanmu. Menyalahpahami dirimu.

Nafsu makanku hilang. Tepat saat gadis itu beranjak pergi dari kursinya, aku berdiri dan memanggilnya,"Hei, tunggu! Aku ikut denganmu..."

"Ma, Pa, aku pergi sebentar ya. Telepon kalau kalian sudah selesai..."

"Makananmu tidak dihabiskan? Tinggal 2 sendok...," sahut ayah.

"Kenyang..."

"Ya udah. Sana..."

Aku pun berjalan menjejeri gadis itu. "Namamu siapa?" tanyaku.

"Diandra. Kamu?" sahutnya lirih.

"Aku Lalita."

Label:


Time's too fast to wait. Life's too cool to be wasted. Human's a fool to laugh at. So let's just enjoy every rockin' moment.
23.41


Obat-obatan gue
penenang....

SalahKah Ku bIla Kaulah yang ada dihatiku - Maliq Dessential

Pulang (OST 9 Naga) - Dewi Lestari

Be Myself - Dried Cassava

Black Eyed Peas - Boom Boom Pow {HQ} -

Slumdog Millionaire - Jai Ho.mp3 -
Must visit...
?gaby.si.pecinta.oren
?chinchin.chinthia.thia
?edith.si.bocah
?olly.bukan oli.bukan voli.tapi olly.
?yosii
?moniik.itu.sinting
?cissy.si.chrissy.temannya.onceQ
?gice.lalalalalala
?devay.
?tepi.pupepo
?reviews.
?cindy.maura
deaa.lutchuu
twincess.atchaa
vensi's.fancy.blog.bhuekekekek
devina.cinta.smua
bizarre.triangle.MUST-SEE!
reliable.movie.review
dewii.lestari
agus.noor
butet.kartaredjasa
fahd.djibran
place.where.a.girl.looks.for.power
i.LLLove.vintage
i.LLLove.FURniture
LOL

Udah lewat, tapi belom basi
Juli 2008
Agustus 2008
September 2008
Oktober 2008
November 2008
Desember 2008
Januari 2009
Februari 2009
Maret 2009
April 2009
Mei 2009
Juni 2009
Juli 2009
Agustus 2009
September 2009
Oktober 2009
November 2009
Januari 2010
Februari 2010